Saya Cinta Kota Bandung, seperti Ibu Mencintai Saya

14 hari menjelang Earth Day 2010.

Egh… kemarin nggak posting euy… Rada kecapaian. Padahal aktivitas saya nggak jauh dari mencari titik panas gratis. Maklumlah orang kreatif (kere tapi aktif). Ingin berkarya nggak punya modal. Hihihi.

Berhubung hari kemarin nggak nulis dan hari ini saya nggak nemu sesuatu yang mengesankan dalam perjalanan. Jadi saya mau cerita yang saya alami kemarin.

Ceritanya akan semakin mundur terlebih dahulu, yaitu saat saya dan teman-teman sahabat kota sedang kumpul-kumpul di warung pempek dan si Dimas mempresentasikan sebuah peluang bisnis (eits kok jadi MLM)…

Bukan bukan, bukan peluang bisnis singa terbang atau pun sesuatu yang berkaitan dengan spiderman (jaring). Tapi tentang suatu aksi serentak penyelamatan bumi pada tanggal 22 Mei nanti.

Loh kok tanggal 22 Mei sih, bukannya Earth Day tanggal 22 April?

Beneran kok, saya nggak salah tanggal. Emang tanggal 22 Mei, dan bukan Earth Day.

Jadi tanggal 22 Mei itu adalah hari Keanekaragaman Hayati. Dimana pada hari itu akan ada Kampanye Global yang mengajak setiap orang untuk berpartisipasi menanam minimal satu pohon lokal pada jam 10 pagi.

clip_image002

Kegiatan menanam sih udah biasa, malah nggak usah harus pake acara-acaraan lah. Lakukan saja. Kapan pun dimana pun!!

Betul, saya setuju. Klo mau menanam mah tanam saj! Nggak usah pake nunggu event tertentu aja!

Memang sih, hanya saja pada presentasi tersebut saya tertarik dengan ide merekam dan mengunggah kegiatan menanamnya. Dan nantinya, data unggahan tersebut akan dimunculkan dalam Peta Interaktif yang dapat dilihat pada pukul 20.10 setelahnya di website Green Wave. Menurut saya, ini bisa dibilang event yang inovatif untuk dilakukan.

clip_image004

Cerita lalu berlanjut kepada sebuah pertemuan antara saya dengan Ibu Nia di rabu belajar Sahabat Kota. Beliau adalah Ibu guru sekaligus pembina ekskul lingkungan Go To Zero Waste School dari SMP 11 Bandung.

ibu nia Di balik pertemuan itu, ada sebuah pembicaraan yang dimulai terlebih dahulu oleh beliau. Beliau berkata bahwa anak-anaknya hendak melakukan sebuah kegiatan penanaman pohon di sekolahnya pada tanggal 22 April nanti. Dan tidak hanya itu saja, mereka juga ingin mengajak sekolah-sekolah lainnya untuk ikut berpartisipasi.

Uniknya lagi, bukan sembarang pohon yang hendak mereka tanam. Melainkan pohon Kimerak atau yang punya nama lain Patrakomala atau yang punya nama latin Caesalpinia pulcherrima.

Apa sih istimewanya pohon tersebut?

Menurut saya sih biasa saja, hampir sama dengan pohon lainnya yang berkayu dan berbunga. Namun bagi kota Bandung, pohon tersebut merupakan ikon. Ya, ikon yang melambangkan kota Bandung itu sendiri.

Jadi, ada dua alasan kenapa harus menanam Patrakomala. Yang satu adalah kontribusi kita terhadap lingkungan, dan satunya lagi adalah apresiasi terhadap kota Bandung.

Hampir kebanyakan orang Bandung tidak tahu tumbuhan yang menjadi ikon Kota Bandung, meskipun sering lihat. Sampai-sampai, logo 200 tahun kota Bandung pun malah menggunakan bunga kembang sepatu yang menurut saya tidak representatif. Dan pemilihan logo itu juga berasal dari polling masyarakat Bandung.

Yang saya salut dari semua gagasan ini adalah bukan berasal dari buah pemikiran Ibu Nia. Semuanya berasal dari gagasan anak-anak didiknya.

Semuanya bermula dari rasa prihatin terhadap lingkungan sekitarnya, dan juga keprihatinan akan julukan kotanya yang katanya kota kembang namun kenyataan kembang yang dimaksud tidak seindah yang dibayangkan (kembang yang hanya untuk dihisap madunya).

Berhubung tanggal 22 April itu tinggal dua minggu lagi, dan persiapannya belum cukup matang. Saya jadi teringat akan presentasi Dimas tentang hari Keanekaragaman Hayati tersebut dan mencoba mempresentasikannya kembali ke Ibu Nia.

Presentasi tersebut saya lemparkan kembali ke Bu Nia dengan harapan Bu Nia dan murid-muridnya dapat lebih mempersiapkan dan lebih merencanakan dengan matang. Malah awal-awalnya mereka berniat untuk pengadaan bibit serta kebutuhan-kebutuhan bertanam lainnya bersumber dari hasil penjualan sampah yang mereka kumpulkan selama ini.

Waduh…. kalian membuatku terharu…

Keputusan ada pada mereka, apakah mau memilih tanggal 22 April atau tanggal 22 Mei yang pasti saya siap membantu untuk mensukseskannya.

Yang membaca ini ada yang mau ikutan nggak?

2 tanggapan untuk “Saya Cinta Kota Bandung, seperti Ibu Mencintai Saya

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s