Hari ini rasanya kelabu. Rasanya nggak ada gairah untuk beraktivitas. Sepagian duduk depan layar, browsing ini itu dan tetap saja, otak kiri saya berhenti di satu titik. Malas.

Rasa malas yang berkumpul itu akhirnya bersatu padu usai makan siang. Dan saya memutuskan untuk tidur sejenak.

Ternyata tidur pun tidak membuat saya nyaman. Saya malah mimpi buruk yang saya tidak ingat tentang apa, namun yang jelas napas saya terasa memburu dan keringat bercucuran di sekujur tubuh.

Hingga pada satu waktu, Babette, salah seorang relawan yang berasal dari Belanda membangunkan saya dan memberitahu saya untuk berkumpul bersama relawan lainnya di kamar perempuan.

Saya yang masih setengah terjebak dalam mimpi buruk kebingungan dengan apa yang Babette hendak jelaskan. Dia menjelaskan situasi yang terjadi menggunakan bahasa inggris, dan saya terjebak dalam mimpi berbahasa indonesia.

“bla bla bla Is run away from the enclosure bla bla bla”

Saya turun dari ranjang dan bergerak mengikuti relawan yang lain dengan perasaan yang masih kaget karena bangun tiba tiba. Semua pintu dan jendela ditutup. Kamar yang sempit penuh dengan ranjangranjang bertingkat sesak oleh para bule yang membicarakan Is.

Beberapa saat kemudian, barulah saya mengerti dengan situasi yang terjadi.

Is, salah satu orangutan jantan telah melarikan diri dari enclosure. Entah bagaimana cara dia melarikan diri, namun kaburnya dia dari enclosure bukanlah yang pertama kali terjadi. Dia cukup pintar untuk membuat jalan keluar dari enclosure.

Dan sekarang dia sedang menuju gedung tempat para relawan menginap.

Tiba tiba, kami semua yang ada di dalam kamar hening. Derap langkah Is terdengar dari atap gedung. Ia bergerak menuju tempat kami bersembunyi. Hingga akhirnya ia terlihat berjalan di balkon kamar. Semua yang ada di dalam kamar diam dan berpura pura mengtakacuhkan kehadiran Is.

Is pun hilang dari pandangan menuju balkon ruangan sebelah.

Lega. Tapi itu hanya sementara. Karena Is kembali ke balkon kamar kami ketika mendengar kegaduhan yang kami buat. Dan Is sungguh sangat pintar sekali. Dia tahu dimana jalan yang memungkinkan dirinya untuk masuk, dan itu adalah jendela kamar yang lupa terkunci.

Begitu Is bisa membuka jendela dan memasukkan kepalanya, sontak kami yang di dalam kamar panik. Perempuan perempuan yang berada di sekitar jendela berhamburan lari keluar. Termasuk juga saya.

Is yang seluruh badannya sudah ada dalam ruangan ikut lari mengejar kami. Ketangkasannya ternyata membuahkan hasil. Di koridor gedung, Is berhasil menaklukan salah satu relawan yang hendak melarikan diri.

Jacob, dia tertangkap basah oleh Is. Jacob tak bisa lagi berlari ketika tangan Is mencengkeram kakinya. Dan cengkeraman Is sangat kuat sehingga Jacob hanya bisa terdiam mematung.

Situasi saat itu hanya ada kami bertiga, saya, Jacob, dan Is. Sebagian relawan berhasil melarikan diri keluar. Sisanya masih berada di kamar dan mengunci pintu.

Sebetulnya saya dan Jacob keluar bersamaan, dan saya tepat berada di belakang Jacob. Tapi entah kenapa Is lebih memilih untuk mengejar dan menangkap Jacob dibandingkan saya.

Begitu Jacob ada dalam genggaman Is, saya baru tahu apa yang membuat Is lebih tertarik kepadanya.

Is suka tato.

Tubuh Jacob penuh dengan tato. Mulai dari kaki hingga pergelangan tangan. Awalnya saya khawatir ketika melihat mulut Is mengerayangi tubuh Jacob. Saya kira Is suka mengigit. Dan saya pernah merasakan bagaimana rasanya digigit orangutan. Tetapi begitu melihat tingkah polah Is, saya menyadari apa yang sedang terjadi padanya.

Is yang memeluk erat kaki Jacob menggerakan pinggulnya dan menggesekgesekan alat vitalnya. Diciuminya tato tato yang tergambar di tubuh Jacob. Ditariknya kaos Jacob seakan hendak menelanjangi.

Jacob terlihat shock dalam situasi ini. Ketika saya mengatakan Is tidak akan mengigitnya, Jacob terlihat sedikit tenang. Namun kenyataan pahitnya adalah, Is sedang memperkosa Jacob.

Is kemudian menarik lengan Jacob dan membawanya ke sebuah meja yang ada di ruang tengah. Is lalu naik ke atas meja. Dari atas meja, Is mencoba untuk merangkul tubuh Jacob dan Jacob berusaha menolaknya. Jacob menggerakkan punggungnya untuk menghindari tangan Is yang melingkari pundaknya.

Di luar gedung, animal keeper datang dan berusaha mengajak Is kembali. Is akhirnya mau keluar dari gedung, tapi Jacob tetap dalam pegangan Is. Sulit bagi Jacob untuk bisa lepas. Keluar dari gedung, Is dan Jacob bergandengan tangan menuju enclosure diiringi animal keeper.

Para relawan yang mengunci diri di dalam gedung hanya bisa melepas kepergian Jacob. Kami tidak diperkenankan untuk ikut turun atau melihat lihat. Semua relawan harus tetap berada di gedung.

Saya tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya antara Is dan Jacob. Apakah Jacob bisa melepaskan diri dari genggaman Is, dan Is kembali ke enclosure. Atau mereka berdua kembali bermesraan.

Setidaknya ketika waktu menunjukkan pukul setengah tiga, Jacob kembali dengan selamat. Hampir dua jam Jacob menghabiskan waktunya dalam pelukan Is. Meski tato sekujur tubuh, tetap saja dia terlihat shock.


3 tanggapan untuk “Is”

  1. is itu betina ato jantan? klo jantan berarti orangutan homo. selama pengamatan dan pengalaman ente, orangutan ada yang homo gung? saya pernah liat makaka homo -__-
    pernah ada yang teliti perilaku itu ga yah?

    alat vital itu otak, jantung, paru2? itu kan vital juga..kayanya mesti diperjelas :))))))))))))))

    • Jantan cuy,

      Bukan karena homo, tapi hasrat tak tersalurkan karena kelamaan di pusat rehabilitasi. Harusnya segera dipindahkan ke asalnya.

      Orangutan homo? Tidak begitu yakin. Macaca homo juga ga begitu yakin. Soalnya tingkah laku yaki (Macaca nigra), Klo dilihat dari perspektif kita mah seperti homo. Padahal justru itu affiliatif behaviour. Katanya, ada peneliti senior yg menyatakan bahwa yaki itu homo. Tapi ada juga yg membantahnya (setelah penelitian panjang dan berkelanjutan, ternyata tidak ditemukan).

      Tapi kalo monyet masturbasi, itu betul. Ini biasanya monyet peringkat rendah yg sulit mendapatkan akses ke betina.

      Beuh. Alat vital. heureuy PCA pisan.

Tinggalkan komentar