Orang sakit emang cocoknya makan bubur ayam. Apalagi klo bubur Ayam Pak Otong yang suka mangkal di jalan Sudirman pasar Andir Bandung. Let me tell the taste..
Seharian nangkring di depan komputer. Di tambah kondisi tubuh yang semakin tidak membaik. Batuk aku makin menjadi-jadi, kayak singa meraung-raung minta dikelonin (bingung kan?). Untunglah malam itu si Bos ngajak makan-makan di luar, dan dia milih makan bubur ayam. Pas banget nih buat orang sakit, kebetulan di kantor ada dua orang yang lagi kena gejala penyakit ga jelas. Yang satu batuk-batuk, yang satunya lagi gejala darah rendah sampe nge-jengkang gara-gara senam pagi yang terlalu diforsir.
Dari Jalan A. A Martanegara kami bertolak ke arah Jalan Sudirman dimana tukang bubur ini biasa mangkal. Cuaca agak-agak gerimis linci-linci gitu, tapi suasana di jalan Sudirman menurut aku tetep hingar bingar, maklum aja sepanjang jalan ini banyak banget tempat karaoke dan pub serta tempat mass mass di pijat (biasa disebut massage).
Setelah melewati Alun-alun Bandung yang mulai mengeliat menjajakan daging mentah dan pasar Andir yang menjajakan sayuran akhirnya kami tiba. Sebuah spanduk hijau besar yang terpampang di tembok menyambut kedatangan kami dengan tulisan jelas tertangkap mata BUBUR AYAM PA’ OTONG.
Segera saja kami memesan Bubur Ayam Ati Ampela yang satu porsi harganya Rp. 12.000. Sambil menunggu pesanan kami pun ngobrol-ngobrol. Cerita-ceritanya sih nih tukang bubur udah ada sejak 60 tahunan yang lalu. Seumuran lah sama jaman-jaman Indonesia Merdeka. Yang lebih mencengangkan lagi, ternyata pernah ada artis yang syuting di tempat ini. Mau tahu siapakah artis tersebut? Artis itu adalah Kang Darso, hehehehe…
![]() |
“I like that, yehaa” \ ![]() |
Hidangan akhirnya tiba. Dilihat dari penampakannya nih bubur klo dibalik pasti bakal tumpah. Tapi justru bagus kok buat suasana tenggorokan aku yang suka dehem-dehem ini. Uniknya nih tukang bubur adalah mereka tidak menyediakan kerupuk dan juga kecap manis, hanya kecap asin dan sambel cabe. Padahal saya adalah tipe doyan kecap klo makan bubur. Tak apalah, mari kita coba rasanya.
Gurih saudara-saudara. Rasanya seperti nasi yang sudah jadi bubur. Tanpa tambahan kecap dan kerupuk, rasa bubur ini tidak berkurang sedikit pun. Pas banget buat orang yang sedang sakit karena tidak banyak mengandung yang berminyak-minyak, udah gitu rasanya asinnya juga cukup terasa jadi klo ada yang nambahin tuh kecap asin berarti yang makan nih bubur pengen kawin kali ya.
Namun sayangnya, bubur pa’ otong kok malah ngasih minum air putih biasa aja. Padahal klo cuaca hujan dan dingin pastinya lebih enak klo ada teh hangat.
Bagi yang mau mampir juga, bubur Pa’ Otong buka setiap hari dari jam 18.00 hingga pukul 01.00 dini hari. Jangan lupa bawa uang lebih, siapa tahu mau belanja sayur di pasar Andir atau daging mentah di Alun-alun Bandung, hehehe.
“Meknyus Rasanyo”
-ismail agung-