Menyambung ke tulisan saya sebelumnya yang ternyata kepanjangan prolog membahas tentang vegetarian yang sungguh saya belum sependapat mengenai ajakan untuk berkonsumsi hijau. Dengan segala alasan yang ada.
Klo boleh saya menyimpulkan, pola makan yang baik itu yang berimbang. Dan pastinya konsumsi daging sesuai takaran empat sehat lima sempurna aja lah. Ga harus juga setiap hari ketemu daging. Sesuaikan saja perbandingannya dengan jumlah gigi geraham dan gigi taring yang kita miliki (teori entah darimana).
Oke, menindaklanjuti tentang judul tulisan saya tentang makan gratis di kawinan orang lain. Maka kisah yang saya tuliskan berikut ini adalah benar adanya. Sedikit mungkin direkareka. Sisanya fiktif (fikiran konsumtif) tentang tidak menyia-nyiakan makanan.
Hari minggu pagi, bangun kesiangan karena malam sebelumnya tidur nyenyak di kasur tanpa godaan nyamuk dan kekasih yang minta di telepon (yang ini aseli fiktif). Tadinya saya mau ikutan acaranya kawan-kawan Aleut menyusuri rel Soreang-Ciwidey. Namun apa daya, tidur saya lebih nyenyak ketimbang rencana semalam. Ditambah pula dengan hareeng.
Baiklah, minggu pagi ini saya lewatkan bersama televisi dengan siaran-siaran gosip Anang-Syahrini dan KD-Siti Nurhaliza (anjrit mainannya).
Pagi beranjak siang. Perut pun lapar. Maklum belum diisi dari SD. Yang ada hanya air cap akua dan remah-remah pilus Garda yang dibeli dua hari lalu. Icip-icip bibir lidah sendiri yang masih menyisakan aroma jengkol semalam bikin perut semakin teriak.
“Jengkooooooooooooooool, jengkooooooooool",” mungkin itu katanya.
Pencet-pencet remote ada Farah Queen sama koki bule lagi masak. Makin bergejolak lah si perut, dan sekarang ia ganti teriakan.
“Makaaaaaaaaaaaaaaaaan, makaaaaaaaaaaaaaaaaan….” kali ini baru bener.
Ngeliat proses ngerajang Mbak Farah, jadi kepengen makan yang begituan. Namun apa daya, dompet tak berkuasa. Putar otak deh.
Well, nemu ide nekat tapi kenyang. Kenapa juga nggak mampir makan di kawinan entah siapa. Ngiseng-ngiseng penuh hadiah.
Untunglah ada si Wahyu (tampangnya bisa dilihat di sini). Dia punya kabar gembira, salah seorang teman kampusnya menikah. Wahyu yang tadinya mau pergi ke seminar urung niatnya setelah dibujuk rayu dan diperkuat dengan hasrat pribadi ketemu kecengan dapat kagak.
Berangkatlah kami menuju lokasi kawinan bermodalkan baju kemeja sedikit rapih dan belum sempat mandi hanya gosok gigi buat ngilangin sisa jigong semalam. Wahyu yang baik selalu ngasih tebengan.
Lokasi kawinan temennya si Wahyu katanya di Karang Setra. Bervespa ria kami melewati jalanan yang macet. Sesekali si perut teriak-teriak,
“Nyingkah siah A****g, aing lapar"!!”
Sesampainya di Karang Setra, tepatnya Graha Karang Setra kami langsung masuk. Buku tamu saya tidak isi, otomatis nggak dapet souvenir. Si Wahyu celingak-celinguk cari kecengan atau teman-temannya. Saya sih langsung jalan masuk menuju area hidangan. Berhubung sudah hapal dengan denah bangunannya dan kebetulan kateringnya juga sama, pasti lokasi hidangan ada di depan panggung si pengantin.
Tanpa banyak cingcong saya langsung antri dan ambil piring sendok garpu. Biar nggak berkesan seperti orang kelaparan, sebisa mungkin saya hanya mengambil satu centong nasi saja. Sisanya dipenuhi dengan LaukPauk yang isinya daging-daging-daging (saya bukan vegetarian, dan saya kasihan klo nasib si hewan-hewan yang disembelih ini malah dibiarkan begitu saja).
Si Wahyu yang tampak bingung mencari temannya akhirnya ikut mengantri dan mengambil makanan. Dengan piring penuh kami mencari tempat makan yang cozy dan sepi. I know that spot.
Sambil menikmati hidangan gratis, si Wahyu tiba-tiba berkata,
“Kayaknya saya salah undangan,”
Ismail Agung kaget!! Tapi tetep ngunyah dengan lancar dan lahap.
“Ini bukan kawinan temen kamu?” tanyaku setengah tidak percaya, sambil terus melahap.
“Bukan euy, tadi nelpon. Lokasi nikahannya bukan di sini,” terang Wahyu.
Salah undangan nih ceritanya. Ya sudahlah, tapi kita habiskan dulu makanannya ya.
Setelah habis satu porsi penuh makanan yang penuh dengan daging hingga tak tersisa sampah sedikitpun, kami beranjak meninggalkan lokasi nikahan yang salah ini. Tunggu dulu bentar deh, tampaknya ada menu kecil yang bisa diicip. Ada kolak, makanan yang hanya setahun sekali. Sambil berjalan keluar gedung saya menghabiskan satu mangkuk kolak yang lumayan enaknya bikin air liur mengalir. Cukup disayangkan, saya tak bisa lama-lama. Padahal ada menu-menu lainnya yang cukup menarik untuk diicip.
Kami pun pergi meninggalkan Gedung Karang Setra, tanpa membayar ongkos parkir pula.
Oh ternyata, lokasi pernikahan yang dimaksud jaraknya hanya 400 meter dari Gedung Karang Setra. Pantas saja kami salah masuk.
Di lokasi yang kedua ini barulah Wahyu menemukan temannya dan kecengannya. Saya yang orang asing tidak mau hanya duduk diam saja tidak menikmati. Berhubung saya sudah makan berat, kini giliran makanan pencuci mulut. Ada ice cream, puding, buah dan eh ada kolak juga.
Istirahat bentar meluruskan usus-usus, saya berkeliling lagi mencari tambatan hati. Ada soup cream ayam, ada baso tahu, ada sate, ada beef. Saya kira saya masih sanggup. Makannya nggak usah buru-buru, santai saja.
Puas puas puas sudah hati ini.
Dapat makan gratis, nggak keluar duit sepeserpun. Bahkan untuk bayar bensin, free no surcharge.
Hatur nuhun Yu, lain kali kita sering-sering kawin. Eh nemu yang kawin.
Tips bagi yang mau makan gratis ini.
1. tentukan target yang ingin dituju. Lebih bagusnya lagi sudah hapal dengan tata letak bangunannya.
2. kosongkan isi perut anda. Lebih baik tidak usah sarapan. Jangan banyak minum sebelum makan.
3. ambil makanan sesuai kemampuan. Jangan mentang-mentang gratis ngambil seenaknya. Kasihan sama tamu undangan yang lain. Apalagi bagi mereka yang ngaku-ngaku undangan. Harus saling menghormati.
4. bersikaplah yang wajar. Anggap saja bahwa anda adalah anggota keluarga salah seorang undangan yang diundang. Sesekali lihat si kedua mempelai, sebagai wujud terimakasih atas kegratisannya.
5. istirahat sejenak jika merasa kenyang. Minumlah air sedikit saja. Duduk di kursi yang disediakan sehingga berkesan anda sangat menikmati undangan ini.
6. makanlah dengan santai, tidak terburu-buru. Toh anda datang untuk menikmati sajiannya bukan. Nikmati setiap menu dengan tidak memaksakan.
7. berhenti makan ketika gasper sudah oper gigi ke lubang pertama. Beri waktu sejenak agar makanan bisa diproses.
8. usahakan untuk mencicipi setiap menu sambil berkeliling. Tidak fokus di satu tempat.
9. tidak ikut-ikutan berfoto dengan kedua mempelai. Hindari komunikasi dengan pihak-pihak yang terkait atau dengan undangan lainnya. Kecuali jika anda pandai ngeles.
10. pulang sebelum acara resepsi ditutup. Sebelum ketahuan sama yang kawin dan dilaporkan ke satpam setempat.
Mudah-mudahan tipsnya berguna. Ingat!! Jangan menyia-nyiakan makanan. Ambil secukupnya sesuai dengan kapasitas perut.