Beberapa hari ini ada sedikit pikiran di kepala saya. Gara-garanya, bulan depan nanti kantor KONUS tempat saya nebeng tidur dan lain-lain bakal pindah ke kota yang bakal jauh dari jangkauan sehari-hari. Sebenarnya yang jadi pikiran saya bukan kepindahannya saja. Tapi data-data saya yang tertinggal di komputer yang selalu saya gunakan. Yang tertinggal di hard disk bukan sekedar data-data pribadi saya yang penuh dengan foto-foto narsis bin najis, tapi disitu juga tersimpan data-data penting seputar edukasi lingkungan.
Sudah hampir kurang lebih 7 tahun sejak saya masih SMA, saya ikut dan aktif di LSM yang bergerak di bidang lingkungan ini. Banyak hal yang saya pelajari di sini dan saya merasa ada ketertarikan dengan bidang edukasi lingkungan yang menurut saya berbeda dengan edukasi di dalam ruang kelas formal.
Selain mempelajari tentang edukasi lingkungan, tentunya lambat laun saya pun semakin mengerti dan turut berpartisipasi dalam upaya penyelamatan lingkungan melalui hal-hal kecil yang mudah dan bisa saya lakukan. Meskipun proses penerimaannya lambat, namun lambat laun hal-hal kecil itu menjadi hal biasa.
Selama proses itu juga saya ikut menjadi relawan KONUS sebagai Fasilitator untuk teman-teman di SMA yang tergabung dalam Ekskul Klub Konservasi Sekolah. Menjadi fasilitator memang tidak mudah, selain harus membawakan materi saya juga dituntut harus memahami dinamika remaja masa kini yang jelas-jelas sangat berbeda dengan jaman saya. Kadang-kadang juga saya harus memberikan materi lingkungan kepada adik-adik yang masih kecil, nah klo yang ini meskipun sulit tapi menyenangkan.
Kembali ke acara pindahan dan komputer.
Sempat kepikiran untuk beli hard disk eksternal untuk memindahkan data-data yang lumayan cukup banyak. Dari artikel lingkungan, pengayaan materi lingkungan, modul lingkungan, permainan lingkungan, dan juga film-film lingkungan hasil unduh gratis. Semuanya tentang lingkungan.
Cuman dipikir-pikir, wah repot juga nih musti colok sana colok sini dulu klo mau lihat isi file-filenya. Apalagi si aku kan nggak punya laptop! Maka beranjak dari situ sepertinya ini adalah waktu yang tepat untuk ku punya personal computer to bring anywhere. Tapi cocoknya yang seperti apa yah?
Pencarian pun dimulai bersama paman Google. Setelah ditelusuri wah kayaknya saya lebih cocok untuk menggunakan netbook dibandingkan notebook. Alasannya adalah fungsionalitas dan aktivitas saya yang sangat mobile alias suka wara-wiri pake sepeda dan tidur dimana aja (namanya juga tukang nebeng) kurang tepat bila harus memilih notebook yang ukuran dan beratnya lebih besar dari netbook.
Oke deh saya pilih netbook, tapi yang mana yah? Ternyata banyak banget brand netbook saat ini. Tanya om Google lagi aja deh.
Ada ini, ada itu, ada ini itu, ada itu ini dan akhirnya pilihan jatuh ke Asus Eee PC Seashell. Kenapa coba?
Ada beberapa poin dari Asus Eee PC Seashell yang masuk dalam kriteria fungsionalitas dan aktivitas saya. Diantaranya adalah…
Stylish Design
|
Intuitional SW & Various ContentMenurut review, pada desktop ada software baru yang yaitu Eee Docking yang memudahkan akses langsung ke aneka konten digital. |
New-Fashioned Mobility
|
Great User ComfortNge-blog menjadi hobi baru buat saya di tahun ini. Dengan ukuran keyboard yang 92% ukuran normal tentunya saya tidak akan menemui kesulitan saat mengetik atau kesalahan |
Selain poin-poin di atas, ada beberapa pertimbangan lain yang membuat saya tak kuasa untuk memilih Eee PC Seashell. Pertimbangan itu tak lain adalah pengakuan “hijau” dari Electronics Products Environment Asessment Tool (EPEAT) Gold karena telah memenuhi standar sertifikasi. Dengan adanya sertifikasi dari EPEAT Gold ini maka ASUS Eee PC turut berkomitmen sebagai produsen yang bertanggung jawab dan menyediakan komponen-komponen yang menghasilkan tekanan seminimal mungkin bagi bumi dan sumber dayanya. Dan lagi, 90% dari komponen-komponennya, juga 80% bahan baku pengemasan yang digunakan dapat di daur ulang.
Bahkan, sembilan monitor LCD ASUS juga telah memperoleh sertifikasi dari EPEAT Gold sebagai monitor yang mengurangi penggunaan merkuri sekaligus penggunaan plastik daur-ulang hasil pemakaian sebelumnya selama proses produksi. Tahu sendiri kan bahayanya merkuri yang bisa menyebabkan kanker kulit, dan jumlah plastik yang sulit terurai secara alamiah akan menjadi beban pencemaran bagi bumi tercinta.
Wah klop banget dan kocok banget sama saya yang bergelut di bidang lingkungan. Ramah lingkungan ala 2.0 lah pokoknya mah!!
Lalu bagaimana dengan ketangguhannya?
Dari namanya saja yaitu Seashell, saya yakin bahwa dia akan sekuat kerang laut yang tetap bertahan meski dihempas sang ombak ganas di tepi pantai. Pemilihan nama Seashell sepertinya sangat tepat sekali karena memiliki makna filosofi “Si mungil dengan cangkang kuat”. Pastinya nih netbook nggak bakal kenapa-kenapa klo saya bawa-bawa ke tempat ekstrem such as ke gunung atau pantai.
Okelah klo begitu pilihan saya benar-benar jatuh ke Asus Eee PC Seashell. Sebagai netbook pendamping saya untuk menyelamatkan bumi.
Klo kamu bagaimana?