Tukik Tikus Si Pelatuk Mungil

Banyak orang pasti kenal dengan tokoh kartun Woody Woodpecker. Si burung pelatuk biru dengan kepala merahnya yang khas disertai tawanya yang membahana "Ha-ha-ha-HAA-ha!".

Dari gambaran seekor Woody kita bisa membayangkan bahwa rupa dari burung pelatuk tak jauh dari yang tercerminkan oleh sosok Woody. Memang betul, hampir semua ciri-ciri burung pelatuk ada pada Woody. Jambul merahnya pun bisa dikatakan sebagai simbol dari kejantanan seekor burung pelatuk (betina biasanya tidak memiliki warna merah).

tukik tikus

Tapi tidak semua pelatuk memiliki ciri seperti yang ditonjolkan oleh Woody. Salah satunya adalah si Tukik Tikus (latin: Sasia abnormis ; inggris: Rufous Piculet). Burung pelatuk satu ini merupakan burung pelatuk yang sangat kecil, hanya berukuran 10 cm.

Kepalanya pun tidak berjambul merah, akan tetapi memiliki dahi berwarna kuning emas. Bulu didominasi oleh warna hijau zaitun pada bagian punggung dan jingga di bagian dada-perut. Dengan jari kaki yang hanya berjumlah tiga dia bertengger di batang atau cabang pohon dan mematuk-matuk layaknya seekor pelatuk.

Dimana bisa menemukan burung pelatuk mungil ini? Burung Tukik Tikus tersebar di Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Di Kalimantan, Tukik Tikus dapat ditemukan pula di Kebun Raya Unmul Samarinda. Tertarik melihatnya lebih dekat?

tukik tikus (15) tukik tikus (7) tukik tikus (12)

Tuk tuk tuk… Suara Pelatuk

Masih tentang burung sekitaran Kebun Raya Unmul Samarinda. Kebetulan banget hari ini saya bisa menemukan burung pelatuk yang punya nama Caladi Batu aka Buff-rumped Woodpecker dan punya nama latin Meiglyptis  tristis tepat di depan pondok tempat saya menginap.

caladi batu

Padahal waktu saat itu sudah menunjukkan pukul enam kurang seperempat WITA. Setengah jam sebelum waktu berbuka. Pada jam-jam tersebut biasanya burung sudah mengurangi aktivitasnya dan bergegas untuk tidur (kecuali burung nokturnal). Namun si pelatuk satu ini malah masih sibuk mematuk-matuk batang pohon.

Dari jarak yang lumayan dekat, saya bisa mengabadikan pelatuk satu ini. Untungnya dia tidak terusik dengan kehadiran saya yang menjepret dia berkali-kali, ditambah dengan lampu flash yang menyilaukan. Hasilnya, lumayan lah untuk arsip koleksi burung.