Agustus

Agustus adalah bulan lahir saya. Dan seperti kebanyakan orang, biasanya akan bersuka cita jika bulan lahir telah tiba.

Okelah, memang bukan usianya lagi bagi saya untuk masih mengharapkan kado atau hadiah berupa sesuatu yang berwujud (ngarep). Doa doa mungkin sudah cukup. Ditambah lagi dengan kejutan kejutan kecil dari yang teristimewa. Ah saya lupa… saya single sudah lama. Jadi yang istimewa itu… ehm tidak ada.

Tapi nyatanya, selama dua tahun ke belakang ini selalu ada yang istimewa di bulan kelahiran saya, agustus. Sesuatu yang mengejutkan.

Tahun kemarin misalnya, kejutan yang terjadi di bulan agustus membuat saya harus bercucuran air mata, membuat saya merenungi akan makna dedikasi kerja yang tak berarti. Membuat saya terjatuh dengan penyesalan-penyesalan serta kekecewaan yang teramat dalam. Membuat saya malu dan menilai buruk tentang diri sendiri. Dan tentu saja saya sedih jika mengingatnya kembali.

Butuh waktu yang tidak sebentar untuk memulihkan kepercayaan diri saya waktu itu. Bahkan saya lupa, bahwa bulan agustus seharusnya menjadi waktunya untuk bersuka cita.

Tahun ini, tadinya saya berharap lebih bisa menikmati agustus dalam sebuah nuansa kesenangan. Ternyata tidak juga. Agustus kali ini justru saya membuat sebuah keputusan besar untuk pertamakalinya dalam perjalanan hidup saya. Yup, saya menyatakan diri untuk mundur dari tanggung jawab pekerjaan yang saya emban selama 2,5 tahun ini.

Keputusan ini memang cukup besar bagi saya dan juga bagi manajemen yang tiada firasat apapun tiba tiba menghadapi saya yang ingin pergi. Butuh keberanian yang tidak sedikit untuk mengatakan apa yang melandasi keinginan saya yang tentu saja bukanlah disebabkan oleh sebuah problema internal yang memang seringkali terjadi di lapangan. Bahkan saya harus meyakinkan manajemen bahwa keputusan yang saya buat ini sudah bulat dan telah saya pikirkan matang matang.

Hingga akhirnya, tiada hal lain yang bisa mencegah kepergian saya.

Sampai tulisan ini terbit, saya sudah resmi keluar. Namun saya masih tetap terlibat untuk mengurusi hal hal yang saya tinggalkan. Sepertinya memang tidak mudah untuk menyerahtugaskan pekerjaan pekerjaan yang sudah menjadi tanggung jawab saya sebelumnya. Berat memang bagi saya untuk meninggalkan apa yang sudah saya bangun selama 2 tahun ini, tapi saya tak bisa hanya diam dan menunggu. Karena waktu tak pernah cukup untuk menanti impian.Impian harus dikejar, sebelum ia usang, mengabur oleh waktu.

Selamat jalan agustus. Sampai jumpa tahun depan.

Satu tanggapan untuk “Agustus

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s