Ahoy

Kayaknya saya sudah lama banget ga posting sesuatu di blog. Cuman mau ngasih tau aja klo kabar saya baik baik alhamdulillah bersyukur amin.
Akhir akhir ini jarang banget saya apdet sesuatu di sini dikarenakan beberapa hal. Di antaranya adalah, waktu yang tersita, akses sinyal yang terbatas dan kuota internet yang belum di isi.
Padahal sebenarnya banyak hal yang ingin saya tulis. Namun entah kenapa jari jari ini mengaku dalam dinginnya malam di gunung puntang.
Dalam beberapa minggu ke depan, program kerja saya akan dimulai. Sebenarnya sudah dimulai dari sebulan yang lalu. Tapi keriweuhan itu akan mulai nampak dalam minggu minggu ini. Maklum aja sih, karena bakal ada pak Menteri yang berkunjung, jadinya semua orang riweuh nadzubillah.
Kalau pak menhut datang, mungkin setidaknya pak gubernur juga dan pak bupati akan turut hadir meriweuhkan suasana.
Saya sih enjoy aja, tapi apa daya, gegedug yang pake baju seragam dituntut untuk perform sebaik dan se-okey mungkin. Jadilah saya terbawa bawa dalam suasana hiruk pikuk mereka yang saya sendiri ga begitu mengerti bagusnya kayak gimana.
Saya belum cerita mengenai program apa yang akan saya kerjakan. Nggak jauh jauh lah dari dunia permonyetan.
Jadi rencananya dalam hitungan dua minggu ke depan, sepasang owa jawa bekas peliharaan yang telah menjalani masa rehabilitasi akan dilepasliarkan ke hutan. Lokasinya di Gunung Puntang Kabupaten Bandung. Kenapa dipilih gunung puntang? Karena secara kekayaan jenis tumbuhan di hutannya sama dengan hutan hutan lain yang banyak ditemukan owa di dalamnya.
Selain itu pula secara aspek historis, gunung puntang yang merupakan bagian gugusan dari gunung Malaba, konon katanya dulu juga pernah ada owa. Namun entah kenapa si owa owa tersebut menghilang. Disinyalir hal  tersebut dikarenakan oleh aktivitas perburuan. Namun ada juga yang membuat kesimpulan bahwa hal tersebut dikarenakan oleh proyek besar besaran Belanda yang membangun Stasiun Pemancar Radio Malabar. Masuk akal sih, apalagi kalau  melihat foto foto lawas yang merekam proses pembangunan kawasan stasiun radio. Setidaknya proyek tersebut membuka lahan yang cukup luas dengan meratakan tebing tebing gunung dengan menggunakan tenaga dinamit.
Belum lagi dengan peristiwa Bandung Lautan Api yang membumihanguskan seluruh areal stasiun radio hingga menyisakan puing puing yang bertahan hingga kini.
Sayang memang, tapi begitulah yang namanya perjuangan. Harus ada yang dikorbankan.
Orang yang mengerti sejarah tentunya ingin sekali mereklamasi areal stasiun radio seperti dulu lagi. Mengingat bahwa stasiun radio Malabar adalah stasiun radio pertama yang bisa broadcast jarak jauh hingga ke Belanda. Karena stasiun radio inilah muncul istilah “Hallo Bandoeng” yang sampai saat ini masih terdengar lagunya. Bukan hal yang tidak mungkin untuk mereklamasi areal gunung puntang seperti dulu lagi. Tapi sebelum bangunannya didirikan, mending ownya dulu yang dikembalikannya hutan. Setuju.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s