Bulan april baru saja berlalu beberapa hari kemarin. Sebenarnya banyak hal hal yang terjadi selama bulan kemarin, tapi saya tak sempat untuk tuliskan di sini.
Bagi saya april adalah salah satu titik lompatan terbesar dalam hidup yang harus saya syukuri saat ini.
Sepulang dari Sulawesi, saya menyibukkan diri dengan aktivitas relawan pada salah satu pusat rehabilitasi primata yang ada di Bandung –kayaknya ada di beberapa postingan sebelumnya. Saya hanya merencanakan untuk membantu selama satu bulan saja. Setelah itu saya berencana untuk memulai petualangan baru di pulau lain –jika ada kesempatan menuju ke sana.
Sayangnya cerita tidak berjalan seperti itu.
Tidak jauh dari kampung halaman, ada sebuah tawaran kerja pada bidang yang masih dalam minat saya –primata. Sebuah organisasi membutuhkan seseorang yang mau ditempatkan di suatu lokasi, untuk memimpin, mengatur, dan mengkoordinasikan sebuah tim kecil yang nantinya dibentuk untuk memonitoring Owa Jawa yang dilepasliarkan. Dan kebetulan pada saat itu senior saya merekomendasikan nama saya ke organisasi tersebut.
Selang tak berapa lama, mereka menghubungi saya. Mencoba mengenal profil saya lebih jauh. Saya tidak asing dengan organisasi tersebut, tapi saya tidak kenal orang orang yang terlibat di dalamnya. Pergaulan saya memang sedikit sempit dan terbatas pada orang orang yang terhubung di sekitaran Bandung.
Setelah mengenal profil saya, mereka kemudian menjelaskan tujuan dari program yang hendak dijalankan. Dari awal sebenarnya saya sudah tertarik dengan program pelepasliaran satwa. Saya telah menghabiskan sebagian waktu saya untuk meneliti primata di alam, membantu beberapa primata di pusat rehabilitasi. Dan yang ini adalah mengembalikan primata ke alamnya, seperti kepingan puzzle yang melengkapi daftar pengalaman saya.
Meskipun saya tertarik, saya berada dalam pilihan yang sulit. Keputusan saya akan berpengaruh terhadap rekan rekan yang mengharapkan andil saya untuk mereka. Sudah ada beberapa ajakan yang masuk, namun terkendala di entah kapan akan dimulai.
Akhirnya, setelah melalui beberapa pertimbangan yang mendalam serta diskusi ringan bersama rekan rekan yang saya percayai, saya memutuskan untuk menerima penawaran tersebut.
Keputusan saya tersebut berpengaruh terhadap rencana rencana yang sudah saya susun. Saya harus mengubur target saya di 2013 untuk melihat primata yang ada di Sumatera. Saya juga merelakan tiket gratis terbang ke Jerman yang sudah ada di depan mata, padahal Jerman adalah impian kecil saya. Dan saya harus menangguhkan ide ide bisnis saya yang sudah tertuang lama.
Setidaknya, keluarga di rumah bersukacita, mereka tak lagi perlu khawatir anaknya menghilang oleh jarak yang sangat jauh. Teman yang sangat saya percayai pun sangat mendukung keputusan yang saya ambil ini, mereka bilang ini adalah saatnya saya untuk fokus, menetap dan mempersiapkan diri untuk menjadi siapa saya di masa yang akan datang.
Pekerjaan saya saat ini memang tidak menjanjikan tiket gratis ke Jerman. Tidak pula memberikan fasilitas yang wah. Tidak ada percakapan dengan bule. Semuanya terlihat sederhana. Sesederhana bilik bambu yang menjadi kantor saya nanti. Lebih tepatnya Saung.
Semoga kebaikan di April kemarin membawa pencerahan di masa datang. Amin
kok gak cerita dapat tawaran ke jerman? setidaknya alihkanlah ke saya.. oie, ditunggu cerita lebih lanjut untuk pekerjaan ente 😀
Reblogged this on kireynabilah.
aset yang paling berharga dalam diri kita adalah karakter kita
mana sinih tiket ke Jermannya buat sayaaah haha
Enak aja. Tiketnya saya tabung dulu bu