Ternyata sudah satu bulan lebih saya beraktivitas bersama para monyet hitam Yaki. Dan selama satu bulan ini saya sudah kenal beberapa ekor Yaki yang bisa saya bedakan dengan yaki-yaki lainnya. Setidaknya ada 40 ekor monyet yang kadang saya kenal, kadang lupa, kadang tertukar.
Kondisi ini jauh berbeda dibandingkan dengan pertamakali saya datang dan melihat Yaki. Di benak saya hanya ada satu monyet yang saya kenal. Berwarna hitam, berjambul, dagu lebar, dan bantalan pantat yang berbentuk hati. Namanya, tentu saja monyet Yaki.
Tidak mudah memang untuk mengenali monyet ini satu persatu. Apalagi saya termasuk orang yang pelupa nama. Jangankan nama monyet, nama orang yang baru salaman 3 menit yang lalu pun saya terkadang lupa dan malas untuk bertanya kembali.
Untuk mempermudah mengingat setiap monyet Yaki, saya mencoba untuk mencari ciri khusus yang setiap monyet miliki. Ciri-ciri itu bisa macam-macam, mulai dari bentuk fisik, bekas luka, cara berjalan, ukuran tubuh, hingga tingkah laku yang umum.
Membedakan mereka berdasarkan wajah adalah hal yang sulit bagi saya. Walaupun sebenarnya wajah mereka berbeda-beda, tapi menurut saya wajah mereka sama semua. Hitam. Terkecuali mereka yang memiliki bekas luka.
Kalau menurut saya, cara mudah untuk membedakan mereka adalah dari bantalan pantatnya. Setiap monyet memiliki bentuk pola bantalan pantat yang berbeda-beda. Dengan cara ini saya mengkategorikan pantat-pantat mereka menjadi beberapa yaitu, bentuk lonjong, diamond, piramid, kotak, dan kelelawar. Selain itu juga saya bedakan berdasarkan ukurannya, ada yang besar, sedang dan kecil.
Bahkan tak jarang juga saya memberikan pujian dan hinaan, seperti pantat sexy dan ugly. Dalam opini saya tentunya. Karena seringkali pantat sexy menurut saya tidak sama dengan pendapat teman-teman yang lain. Tapi kalo pantat jelek, kami lebih cenderung sependapat.
Identifikasi pantat ini sebenarnya cukup efektif. Namun permasalahan muncul ketika si monyet sedang dalam posisi duduk. Clueless. Kendala ini biasanya terjadi pada monyet-monyet betina yang sedang berkumpul. Kalau sudah begini, biasanya saya harus menunggu mereka mengangkat pantatnya.
Sedangkan untuk monyet jantan, tidak menjadi kendala karena jumlah mereka yang cenderung sedikit dan biasanya mudah dibedakan dari ukuran tubuhnya.
40 ekor monyet ini baru permulaan. Masih ada sekitar 60 ekor monyet lainnya yang harus saya kenal satu persatu. Dan sebisa mungkin tidak melupakannya yang sudah saya kenal sebelumnya.
Jadi, kalau nanti ada lomba mengingat dan mengenal 100 ekor monyet. Sepertinya saya bakal daftar dan ikutan {:3)