Bersyukur alhamdulillah, puji tuhan, thanks god, saya sudah menginjakkan kaki di salah satu pulau besar Indonesia berbentuk huruf "K".
Impian saya tercapai. Dan ini bukan sekedar impian menginjakkan kaki belaka. Bukan sekedar berwisata ala koper dan ransel. Keberadaan saya di pulau ini tidak jauh dari hobi saya mengejar dan mempelajari monyet.
Di sini saya dipertemukan dengan salah satu primata unik yang tidak bisa ditemukan di pulau lain. Masyarakat lokal menyebutnya dengan nama Yaki, dunia internasional memanggilnya Black-crested Macaque, sedangkan dunia sains menyematkan nama Macaca nigra pada primata endemik ini.
Saking endemiknya, penyebaran monyet hitam ini hanya terbatas di bagian paling utara ujung timur pulau Sulawesi. Salah satu di antaranya adalah Cagar Alam Tangkoko-Duasaudara, Sulawesi Utara. Di tempat ini para Yaki bisa ditemukan dengan mudah (tentunya dengan bantuan guide tour).
Jika ada yang penasaran mengenai apa dan siapa itu Yaki, silakan di googling saja sama mbah gugel. Pasti banyak penjelasan yang sudah-sudah dan lebih lengkap tentunya baik dalam versi english atau bahasa.
Nah, para Yaki ini juga akan menjadi sahabat karib saya selama satu tahun ke depan. Dalam tugas project saya nanti, saya punya kewajiban untuk memantau pergerakan mereka. Mulai dari bangun hingga tertidur kembali. Kurang lebih 12 jam.
Mungkin sebagian orang akan menyebutnya sebagai pekerjaan yang sangat membosankan. Sama halnya jika saya mengatakan bahwa pekerjaan di depan meja kantor dengan tumpukan kertas adalah hal yang membosankan juga. Everyone has a different passions, right?
Apa yang akan terjadi antara saya dan Yaki. Tunggu saja cerita-ceritanya.
Dan ini dia rupa dari Yaki. Ganteng kan?
salam ya buat Yaki hehe 🙂
Salamnya buat Yaki jantan apa betina? 😀
ooh niku Yaki tho. Item manis.
Hohoho… Sebelas duabelas ama Mariah Carey dan Beyonce lah :p
semangat untuk kegiatannya 🙂