Jika sedang jalan-jalan di Kebun Raya Unmul Samarinda, sebaiknya berhati-hati bila berpapasan dengan monyet satu ini. Beruk (Macaca nemestrina) atau orang lokal Samarinda biasa menyebutnya dengan Bankui merupakan monyet yang disegani maupun ditakuti. Menurut cerita para animal keeper, Beruk di KRUS tidak segan-segan menyerang orang yang ditemuinya.
Tidak menyerang pun sebenarnya mereka sudah cukup menakutkan. Apalagi jika yang muncul ternyata satu RT yang lebih dari 10 ekor.
Beruk merupakan satwa penghuni asli yang tinggal di hutan Kebun Raya. Mereka tidak tinggal di Kebun Binatang melainkan sudah ada sebelum KRUS berdiri. Maka oleh karena itu perilakunya tentu saja sedikit berbeda dibandingkan dengan yang ada di dalam kandang.
Kabar terakhir yang saya dengar dari si Beruk ini juga bukanlah kabar yang cukup baik. Setelah sekian minggu tidak terlihat, mereka kembali terlihat pada pagi hari di sekitar areal Kebun Binatang. Parahnya, kehadiran mereka justru malah dibarengi dengan tindakan kasar brutal yang memakan korban.
Tercatat, satu ekor Burung Bangau Tongtong harus menemui ajalnya setelah dikeroyok oleh para Beruk. Lebih sedihnya lagi, sehari sebelum sang Bangau wafat, saya dan dia sempat jalan-jalan bareng sambil pengamatan burung.
Ini adalah foto terakhir sang Bangau yang sempat saya abadikan sebelum ajalnya.
Semoga kau damai wahai Bangau.
Dan kau Beruk, tetaplah liar!
khan memang habitat asli si beruk memang di hutan ya Gung
kalau di kebun binatang malah kasihan, hanya utk tontonan aja.
tapi, serem juga sih kalau sampai si beruk ini jalan2 masuk kekampung2 ya… hihiihhi….
wah, kasihan juga si burung, hrs jadi korban si beruk ganas ini 😦
salam
Klo sumber makanan di hutan berkurang, mau ga mau si beruk musti masuk kampung. Dan ini jadi masalah bagi penduduk karena mereka jadi hama pertanian.
Kunjungan perdana.
Salam kenal.