3 Cinta 3 Cerita Bersemi di Hutan Rimba

Yang namanya cinta emang ga pernah ada habisnya. Begitu juga dengan kisah cinta yang ada selama di Ekspedisi ini. Sedikit berbagi cerita aja ah sama cinta-cinta yang terjadi di sini. Here’s de story..

 

Cinta keluarga dari seorang Aspor.

Pak Aspor sebagai Kepala Pemandu ekspedisi ini baru saja merayakan Ulang tahunnya yang ke 50 minggu lalu. Di ulang tahunnya tersebut kami membuat kejutan untuknya. Kami membangunkannya disela-sela tidur lelap, setelah dia terbangun, saya dan teman-teman bule menyanyikan lagu selamat Ulang tahun dengan sebuah kue dadakan ala kadarnya termasuk lilin segede gaban.

Dia yang setengah ngantuk senyum-senyum malu sambil beberapa kali mengucapkan terima kasih banyak.

Usai ceremony ulang tahun tersebut, beliau melanjutkan kembali ritual tidur lelapnya. Tapi dia tidak langsung tidur, tiba-tiba dia malah bercerita kalau dia teringat sama keluarga di rumah. Dia kangen sama kelima anaknya yang masih kecil berikut pula sang istri tercinta. Di balik kelambunya beliau terus saja bercerita tentang anak-anaknya, tentang bagaimana perangai mereka berlima, tentang kedua anak gadisnya yang berkemauan keras dan tomboy, tentang anak-anak lelakinya yang pendiam dan pemalu, tentang istrinya yang begitu perhatian.

Setiap kata yang mengalir darinya menunjukkan betapa besar cintanya kepada keluarga. Terasa sekali kerinduan darinya untuk bisa berkumpul dengan keluarganya mensyukuri usia barunya. Beliau benar-benar rindu atau mengigau?

 

Cinta lokasi dari Wood and Bond.

Cinta itu datangnya emang misterius. Wood and Bond adalah dua orang bule yang berasal dari Inggris. Dan mereka berdua terlibat hubungan asmara yang membara selama di hutan rimba. Siapa sangka pertemuan mereka di Ekspedisi ini ibarat bunga-bunga cinta yang bermekaran.

Semenjak hari pertama menginjakkan kaki di hutan rimba kalimantan, hubungan kedekatan mereka berdua semakin terlihat jelas. Dari yang awalnya hanya sebatas rekan kerja lama-kelamaan jadi anak anjing dan majikannya, lengket betul.

Dimana ada Wood, di sana ada Bond. Dimana ada Bond, pasti dia ngejar-ngejar Wood. Persis kayak anak anjing, ngekor mulu.

Cinta yang indah pada awalnya ini justru malah membuat risih orang disekitarnya. Sirik, ga juga sih. Hanya saja bunga-bunga asmara ini malah menghambat kinerja yang seharusnya. Dunia terasa indah, serasa milik berdua. Yang lain jadi cecunguk di sudut kamar.

Ga ada yang melarang kisah-kasih mereka. Itu hak mereka. Karena cinta bukan untuk di-monopoli. Semoga saja cinta mereka bukan sekedar rasa sepi di hutan rimba.

 

Cinta istri muda.

Rong-Rong, pemuda berumur 25 tahun baru saja menikah 6 bulan lalu. Masih anget memang. Yang bikin anget lagi istrinya baru berumur 17 tahun.

Rong-Rong yang bekerja sebagai pemandu lokal ini bawaannya uring-uringan. Setiap kali ada kesempatan dimana perahu akan pergi ke desa, dia dengan sejuta alasannya selalu meminta ijin untuk pulang.

Dan kemarin adalah kepulangan yang ketiga kalinya semenjak bergabung sebagai pemandu. Dengan alasan hendak menyekolahkan keponakannya yang hendak masuk SMP. Bulan januari emangnya tahun ajaran baru ya?

Pak Aspor yang tahu intrik-intrik setiap pemandu, mengatakan bahwa dia tidak bisa lepas dari istri mudanya. Dia selalu kangen, ga betahan, ga bisa jauh dari istri, pikirannya gituan mulu. Masa sih?

Sekembalinya dia dari desa barulah terlihat jelas, bahwa dia terkena penyakit Malarindu. Bibirnya ngoceh bercerita tentang istrinya. Penyakit gini obatnya apa ya?


11 tanggapan untuk “3 Cinta 3 Cerita Bersemi di Hutan Rimba”

  1. cinta itu universal..
    paling senang denger cerita tentang keluarga, bapak yang terpisah jauh dari keluarganya tapi merindukan mereka dengan amat sangat tanpa terpikir nyari pelampiasan. ๐Ÿ™‚
    nice writing!

Tinggalkan Balasan ke bangihsan Batalkan balasan