Jono & Eneng

Ini adalah kisah tentang si Jono (bukan nama sebenarnya) dan si Eneng (bukan nama sebenarnya).

Kisah dimulai ketika Jono pemuda kota yang mendapatkan pekerjaan di sebuah desa bertemu dengan si Eneng gadis lugu dan polos beranjak dewasa.

Jono dengan pekerjaan barunya menyewa kamar dan tinggal di rumahnya Eneng.

Sebenarnya si Eneng ga kembang-kembang desa amat. Hitungan daya tarik si Eneng standar gadis pada umumnya. Tapi bisa jadi karena tuntutan pekerjaan si Jono yang membuatnya jadi jarang ketemu sama yang namanya pantat montok. Disanalah bulir-bulir asmara berkembang.

Kelakuan si Jono jadi aneh sejak kenal sama si Eneng. Jono yang hingga saat ini masih tercatat sebagai mahasiswa tingkat 4, dibuat mabuk kepayang sama si Eneng yang masih duduk dipangkuan sekolah menengah pertama kelas 12. Klo lagi di rumah, perhatiannya minta ampun sama si Eneng. Eh manjanya juga, apa-apa jadi dilayani layaknya raja istana.

Dampak positifnya juga ada. Jono jadi RAJIN. Rajin pulang lebih awal berangkat kerja paling akhir. Rajin tidur larut karena ngobrol dulu. Rajin makan yang bergizi. Rajin mandi dan ee di WC. Rajin sms-an dan teteleponan. Rajin isi pulsa deh, dan lian-lain.

Menganggu ga sih?

Sejatinya, urusan percintaan itu urusan pribadi. Setiap orang berhak jatuh cinta, mencintai, dicintai dan hal-hal lain yang berkenaan dengan itu. Akan sangat menganggu bila diangkat ke permukaan untuk dipertunjukkan dan di lebay-lebaykan ke khalayak umum.

Eits jangan berpikir bahwa saya cemburu, iri, mupeng serta penyakit hati lainnya. Saya hanya sedikit geram dengan perilakunya yang sudah melanggar batas kewajaran.

Jarak tempuh 6 jam perjalanan dilalui dengan rasa rindu yang mendalam. Jerih payah hasil kerja diikhlaskan untuk perhatian lebih. Bahkan pekerjaan pun sepertinya dikesampingkan demi kesenangan pribadi.

Memang masih termasuk hal yang wajar dilakukan oleh orang yang tengah kasmaran. Namun ketika lagu “Armada” berkumandang, mau dibawa kemana hubungan kita? Jawaban ada di hatimu sendiri.

Sebaiknya Jono berpikir keras. Sebelum busuknya bangkai tercium oleh hati yang senantiasa menanti. Sebelum asa terbang terlalu tinggi. Sebelum penyesalan datang karena harus kehilangan.

Insyaf lah kau Jono!

Didedidasikan teruntuk Jono yang makin lebay dan Eneng yang makin sumringah

Satu tanggapan untuk “Jono & Eneng

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s