Dua minggu lalu, teman-teman saya di kampus menyerahkan dua ekor kukang ke Pusat Penyelamatan Cikananga. Awalnya Kukang tersebut adalah peliharaan salah seorang mahasiswa. Namun setelah mendapatkan penyuluhan bahwa satwa tersebut bukanlah satwa biasa melainkan satwa liar yang harus dilindungi, maka dia dengan ikhlas menyerahkannya untuk diselamatkan.
Berhubung himpunan kampus punya jejaring dengan salah satu lembaga yang bergerak dalam pelestarian satwa liar yaitu PPSC (Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga), maka dikontaklah PPSC yang punya markas di Sukabumi dan datang ke Jatinangor.
“Selain mahasiswa tadi, ternyata ada juga tetangga salah satu dari kawan kami yang memelihara juga,” kata Gema ketua himpunan biologi. “Sekalian saja kami memberikan penyuluhan juga, dan akhirnya beliau mau menyerahkannya dengan sukarela.”
Kemarin (Sabtu, 29 Mei 2010), saya masih melihat orang yang dengan bangganya memelihara Kukang. Kukang tersebut dia bawa masuk ke dalam bus Damri. Si kukang yang malu-malu bersembunyi di balik sudut-sudut gelap dan masuk ke dalam tas yang dibawa si pemelihara.
![]() |
![]() |
Sekali-kali saya mendengar desisan suaranya yang khas dan saya hapal betul. Saya perhatikan dengan seksama, saya yakin betul jika Kukang yang dia pelihara termasuk jenis Kukang Jawa (Nycticebus javanicus).
Di BIP (Bandung Indah Plaza) pun saya lagi-lagi berjumpa dengan satwa ini. Padahal pada tahun 2005 lalu, tempat ini sempat bersih dari yang namanya penjualan satwa liar dilindungi. Kini marak kembali.
Lembaga-lembaga pelestari Satwa Liar sedang mengalami mati suri. Atau kurang dukungan.
Saya jadi ingat pacar saya yang beberapa minggu lalu memelihara binatang di rumahnya, kura-kura. Setengah memaksa dia ingin dibelikan satu ekor kura-kura lagi agar kura-kura yang saat ini dia pelihara ada temannya.
Dari awal saya sudah menyatakan keberatan, dan saya tidak suka memelihara binatang. Selucu dan semenarik apapun, saya enggan untuk memelihara. Meskipun itu termasuk hewan domestikasi (peliharaan) bukan satwa liar.
Memelihara binatang itu sama dengan menitipkan nyawa (menurut saya). Jika tak benar memeliharanya dan pada akhirnya mati, itu sama saja dengan menyianyiakan sebuah nyawa. Selain itu juga boros. Perlu biaya tambahan seperti membeli pakan, aksesoris, kandang, dan mungkin juga energi listrik serta air. Belum lagi obat-obatan. Mahal.
Jadi, kenapa sih orang senang memelihara binatang di rumahnya?
Kesenangan, hobi, status masyarakat!
Menurut anda?
yang jelas hoby….kedua…penyayang binatang…ketiga mungkin gak ada kerjaan hee…
penyayang binatang akan lebih memilihnya hidup bebas di alam dibandingkan hidup dalam sangkar.
Tunggu, itu menurut Agung. Tapi menurut saya, hewan peliharaan itu bisa bikin hati senang, apalagi kalo hewannya lucu. Pulang2 disambut hewan kita, gimana gak seneng? terutama bagi yang lajang. 😆
Perihal biaya tambahan untuk hewan yang tidak sedikit, itu pasti. 😀
Jadi, kalo pengen hewan peliharaan ya harus ada duit buat melihara. Kalo ga punya uangm jangan melihara. Yang paling gampang ya ikan ato kura-kura. Makanannya murah, perawatannya juga mudah. 🙂
itu klo hewannya domestikasi (peruntukan untuk dipelihara) nah ini satwa yang jelas-jelas dilindungi kok dipelihara. Lucu sih iya tapi apa ga kasihan klo nasibnya di alam hanya tinggal cerita.
Kalo lia biar dirumah rame aja..
abis dirumah gak ada anak kecil lagi..
lia miara kucing dua ..
boncel dan manis
lucu deh kalo lia pulang mereka langsung ngeong..ngeong…..heheheh
kalau langka, ya mereka punya uang buat beli, berarti juga ada gengsinya dan so pasti kalau yang merawat mereka sendiri ya berarti cinta binatang, kalau memperkerjakan orang lain utk merawat, memberi lapangan kerja, koleksinya banyak ntar mereka buatkan kebon binatang mininya,halah panjang amat,, intinya saya juga suka lihat binatang tapi ga hobby melihara,lebih asyik piara tumbuhan walau ga punya halaman, kasihan deh gw 🙂
Yup setuju, lebih baik pelihara tumbuhan aja. Lebih banyak manfaatnya ketimbang pelihara binatang.
Kalau menurut saya hewan peliharaan bisa jadi pelipur lara, kalau masalah memelihara satwa langka mungkin ada prestise, ingin dianggap kaya. Saran saya dari pada memelihara hewan dilindungi mending pelihara tamagochi.Hehe
Apa kabar Tamagochi? Hehehehe… Mending tamagochi, klo hewannya mati bisa di reset dari awal lagi.
padahal satwa liar dilindungin 🙂
kalau di rumah saya, binatang peliharaannya burung.Sedih juga sih, pengennya dilepas aja.Tapi kalau dilepas ke alam liar, takutnya mereka jadi susah nyari makan, dan bisa-bisa ditembak sama orang-orang sekitar pake senapan angin. Kalau dijual, ntar belum tentu dapet majikan yang baik. Yaa..dilematis juga sih.. Melihara tanaman emang yang paling enak, selain bagus dan indah dipandang, rumah jadi sejuk.. 😛
Dilematis, soalnya lembaga-lembaga yang peduli akan satwa liar belum banyak tersebar dan dikenal secara umum. Jadi masih banyak yang bingung jika niat hati ingin turut menyelamatkan tapi belum percaya dengan pihak yang akan diserahkan tanggung jawabnya..
Mudah-mudahan kedepannya semakin banyak lembaga-lembaga yang pro pada satwa liar.
he…he…..he..
saya punya dua kura-kura di rumah..
namany usagi dan mamoru…
kenapa saya pelihara…
karena hadiah dari teman…
tapi emang bener sich..
harusnya dilepas aja..gak dipelihara..
karena sudah hampir satu tahun..
kura-kura saya gak gede2..
mungkin tertekan batin..(^_^)
udah mentok nambah tinggi badan kali..