kepedulian yang mengabur

Kurang lebih Dua minggu saya bersemayam di Kampus. Maksud saya, tidur di kampus. Benar-benar asli menginap di kampus. Bukan ruang sekre atau ruang UKM atau ruang himpunan. Tapi beneran asli tidur di Gedung Jurusan di ruang dosen bersama para makhluk Ghaib yang tak pernah muncul wujudnya (dan untuk seterusnya) dan beberapa kawan-kawan.

Rutinitas di kampus benar-benar jauh berbeda dengan rutinitas yang biasa saya lakukan sebelumnya di Kota. Lupakan acara bersepeda, lupakan acara makan di tempat, lupakan acara mematikan lampu sebelum tidur, lupakan tempat sampah yang selalu kosong. Lupakan kepedulian terhadap hal-hal kecil yang bisa kau perbuat untuk bumi.

Boros. Kata ini sangat tepat untuk mengambarkan kehidupan perkualiahan. Dua minggu bersemayam di kampus merefleksi diri saya bahwa perjalanan panjang serta usaha saya dalam memperbaiki kualitas diri terhadap lingkungan sedikit mengabur.

Entah berapa lembar kertas yang terbuang percuma hanya karena salah cetak laporan. Entah berapa juta watt lampu menyala sia-sia karena menerangi sisi gedung yang bisu. Entah berapa liter air mengalir terlupakan begitu saja. Dan entar berapa banyak kemasan plastik tertumpuk dalam kotak sampah.

Jadi inget kata Pak David YPBB, semua benda-benda yang saya sebutkan di atas adalah sebuah materi. Dan ke semua materi tersebut tidak dapat hilang dihilangkan atau musnah. Hanya berubah bentuk dan menjadi materi yang percuma. Masih tetap ada di bumi.

Semoga semua pengorbanan yang dilakukan oleh mahasiswa untuk sebuah masterpiece tidak menjadi penghias rak-rak buku sarang laba-laba.

7 tanggapan untuk “kepedulian yang mengabur

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s