(Surat cinta dari si monyet Jantan)
Sayangku Monika (MONyet cantIK nan Anggun)
Ingatkah kau saat-saat kita dulu. Monyet-monyet kecil polos dan lugu. Menghabiskan waktu tanpa meresahkan esok hari. Selalu penuh dengan keriangan dan gembira. Selalu bermain bermain dan bermain.
Cinta kita kala itu memang cinta monyet, hanya mengikuti rasa kesenangan. Meskipun kadang kali kita marah-marahan, besoknya pasti kita lupa dan bermain kembali.
Cinta yang sangat sederhana.
Cinta monyet memang cinta yang sederhana. Tak pernah satupun dari kita menuntut untuk lebih. Kamu harus begini, kamu harus begitu, kita sebaiknya begini, kita sebaiknya begitu. Jalani saja. Dengan keceriaan. Berayun bersama dari satu pohon ke pohon lain, mencari harta karun dibalik bulu-bulu lebat emak kita, bahkan terkadang kita berebut buah dari pohon yang sama. Semuanya kita lewati dengan tawa.
Aku ingat dulu kamu pernah terjatuh dari pohon, dan kamu terbaring sakit. Tak bisa bermain. Aku sedih. Tak ada sesemonyet yang bisa ku ajak bermain. Sesemonyet yang bisa kuajak berbagi kebahagian. Sesemonyet yang berbeda.
Yang bisa kuingat saat itu, semua terasa indah bila kita melewatinya berdua.
Aku kangen sama kamu…
(Balasan dari si monyet betina)
Pejantanku Mogara (MOnyet GAgah Rambut Acak-acakan)…
Aku ingat, masa-masa cinta monyet kita.
Aku ingat kenangan-kenangan menyenangkan itu.
Tapi, waktu terus berjalan…
Kita bukan lagi monyet-monyet kecil yang hanya bisa mengikuti kesenangan semata. Kita punya aturan dalam hidup. Aturan monyet.
Aku tak pernah bisa jadi milikmu. Seutuhnya. Semua betina adalah milik sang Raja Monyet. Sedangkan kau, hanya pejantan beta. Kedudukanmu tak lebih dari kaki sang Raja Monyet. Semua harus tunduk pada perintahnya, tak terkecuali kau.
Jika engkau memang mencintaiku. Selamatkanlah aku, dari Raja Monyet. Selamatkan kami, betina-betina yang dengan penuh keterpaksaan harus menjadi selir-selir Raja Monyet.
Betina mu yang menanti…
(Balasan dari monyet Jantan)
Betinaku…..
Janganlah kau risau. Secepatnya, ya secepatnya aku akan menyelamatkan mu. Meski aku harus menghadapi si Raja Monyet yang bengis, yang badannya jauh lebih besar dariku.
Aku akan sekuat tenaga menghadapinya. Hanya untukmu… hanya untukmu.. hanya untuk menjemput cintaku…
(Balasan dari monyet Betina)
Aku menanti mu… menjemputku dengan senyum kemenanganmu.
Tapi sayangku…
Jika kau benar-benar bisa mengalahkannya, bisakah kau tetap setia padaku?
(Balasan dari monyet Jantan)
Sayangku manisku yang paling manis dan sangat manis…
Aku tahu konsekuensinya. Jika aku menang, maka aku berhak menyandang sebagai Raja Baru. Dan jika aku menjadi raja, maka aku berhak untuk mendapatkan segala kehormatan sebagai raja.
Termasuk pula berpoligami. Itukah yang kau maksud? Itukah yang kau khawatirkan?
Aku tahu kita bukanlah sepasang Owa. Kera besar yang menghabiskan seluruh waktu hidupnya hanya dengan kera yang ia cintai. Sepasang kera yang selalu menjaga kesucian cintanya.
Jika itu yang kau maksud. Aku rela. Melepaskan segala kehormatan yang aku peroleh. Untuk menjalani hidup layaknya sepasang Owa. Berdua, hanya berdua dan anak-anak kita nanti.
Salam sayang dari Pejantanmu.
(Balasan dari monyet Betina)
Aku menunggumu… menunggumu… menunggumu..
Di ujung pohon kenangan kita berdua..
Menghabiskan waktu bergelayutan.
tiba-tiba kang ung ung bermonyet-monyet ria..
Iya. Gara-gara email-emailan dengan teman yang membahas tentang surat cinta dari berbagai bidang dan dia menyindir klo blog ini ga ada isi cinta-cintaan. So, surat cinta dari monyet lah yang kukirim… Hahaha