Sabtu, 31 oktober pagi
Selama di Pangalengan saya sempat beberapa kali mengadakan kunjungan ke sekolah yang ada di sana yaitu SDN CIJEMBAR. Awalnya sih karena ketidakpuasan saya pada saat mengadakan rutinitas sore hari yang menurut saya tidak adil karena saya tidak menjangkau semua anak yang ada di sana.
Saya pun lalu mencoba untuk membuat kegiatan di sekolah. Berhubung waktu itu terjadi gempa Padang, saya pun berinisiatif mengajak adik-adik membuat kartu pos penyemangat yang nantinya akan dikirim ke sana.
Karena keterbatasan sumber daya manusia, maka waktu itu saya mencoba terlebih dahulu kepada adik-adik tingkat enam. Alasan memilih tingkat 6 karena saya pikir mungkin mereka lebih paham terhadap seni dan bidang ruang, sehingga saya tidak akan terlalu kesulitan untuk menyampaikan materi cara membuat kartu pos-nya.
Perlu dicatat, alasan saya memilih tingkat 6 ternyata tidak berarti apa-apa. Saya cukup miris ketika hampir seluruh adik-adik tidak mengerti cara membuat ukuran centimeter menggunakan penggaris. Mereka tidak paham ketika saya menyuruh mereka membuat garis sepanjang 3 centimeter.
Ya Tuhan, semoga saja saya yang salah dalam menyampaikan tutur kata sehingga mereka tidak paham apa yang saya maksud. Dengan penuh kesabaran akhirnya saya mencoba untuk mengajarkan mereka bagaimana cara menggunakan penggaris dan fungsi satuan centimeter.
Mempertanyakan dalam hati,
“apa yang sudah guru-guru di sekolah ini ajarkan?”.
Usai membuat kartu pos, adik-adik lalu menuliskan kata-kata penyemangat, dukungan, doa bahkan empati atas apa yang teman-teman di Padang alami.
“Jangan menyerah, disini juga saya terkena gempa. Rajin shalat dan berdoa kepada ALLAH. Tetap sekolah jangan bolos meski sekolah kita roboh.”
Begitulah isi pesan mereka.
Minggu depannya saya kembali datang ke sekolah. Kali ini adalah giliran adik-adik tingkat 4 dan 5. Kegiatannya masih sama dengan sebelumnya yaitu membuat kartu pos. Hanya saja untuk tingkat 4 dan 5, mereka tidak akan membuat surat yang akan dikirim ke Padang, melainkan ke Bandung.
Saya baru keingetan klo teman-teman dari KSK punya program jejaring anak Indonesia. Semacam program surat menyurat yang saat ini sedikit terlupakan karena pengaruh teknologi yang telah mengubah manusia menjadi Homo sapien.
Beruntunglah, teman-teman KSK menghargai niatan saya dan akan mencoba membantu mencarikan teman berkirim surat dari adik-adik di Pangalengan.
Adik-adik tingkat 4 dan 5 lalu saya arahkan membuat surat untuk sahabat barunya di Bandung. Mereka cukup antusias mencoba menulis surat, meski sedikit bertanya-tanya kira-kira siapa ya yang bakal menerima suratnya.
Kini, kurang lebih sebulan telah berlalu. Surat yang mereka buat sudah mendapatkan balasan dari adik-adik SDN NEGLASARI. Hanya saja saya belum sempat untuk mengirimkannya ke Pangalengan.
Jika saya sempat pergi ke sana untuk menyerahkan surat, saya berharap suratnya bisa dibalas pada hari itu juga. Ya biar saya nggak bolak balik gitu..
Duh kapan atuh….
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |